Manusia dan Keindahan
A. Keindahan
Keindahan
adalah sesuatu yang sangat menenangkan jika kita melihat ataupun
memperhatikan. membuat kita terkesima dan terpaku saat melihat dan
memperhatikannya. Keindahan sesuatu yang baik, sesuatu yang cantik dan
sesuatu yang menenangkan serta membuat kita nyaman.
Keindahan
dapat kita temui disekitar kita, dapat sebuah pemandangan, benda,
hiasan dll. Terkadang tidak semua sesuatu yang abstrak intu tidak indah.
Contoh banyak sekali lukisan yang bersifat “ABSTRAK” indah untuk dipandang. Tatkala kita tercengan karena keindahan yang abstrak itu.
Keindahan
itu sangat luas. Keindahan dapat kita temui di segala penjuru, serta
sudut-sudut yang terkadang kita tak pernah sadar kalau disitu terdapat
keindahan yang amazing.
Estetika
adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah
ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana
seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika
adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang
kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika
merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Nilai Ekstrinsik
adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya (Instrumental/Contribution Value), yakni bersifat
sebagai alat atau membantu.
Nilai Instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah
yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh
dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau
niat suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
B. Renungan
Renungan
berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori
itu ialah :
B. Renungan
Renungan
berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori
itu ialah :
Teori-teori dalam Renungan
TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling”
( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini
terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika
menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal
ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang
telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions”
(Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama
dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh
melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan
gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud
sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan
kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya
tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis
seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
TEORI METAFISIK
Teori
semi yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua,
yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian
membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai
sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory).
Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide
pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih
rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan
mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah
merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato
mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan
Tuhan. Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu
yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman
meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan.
Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat
jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak
mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik yang ideal menurut
Plato.
TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori
metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan
konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya
tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli
estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan
karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan
metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan
teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan
bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan
bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah
teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805)
dan Herbert Spencer (1820-1903).
TEORI KESERASIAN
Keserasian
berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena
benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam pengertian
perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan warnanya bagian atas
dengan bagian bawah, atau disesuaikan dengan kulitnya.
TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The
Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam
mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat
dasar dari keindahan. Apakah keindahan menampakan sesuatu yang ada pada
benda indah atau hanya terdapat dalam alarn pikiran orang yang mengamati
benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok
teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif.
TEORI PERIMBANGAN
Teori
obyektif memandang keindahan sebagai suatu kualitas dari benda-benda.
Kualitas bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah
dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan
sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Eropa. Sebagai contoh
bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
C. Keserasian
Apa
itu keserasian? Keserasian adalah perbandingan antar kedua belah
sesuatu menjadi sesuatu yang cocok. Anda menaruh vas bunga di atas meja
ruang tamu, maka kedua hal tersebut adalah cocok. Anda menaruh palu dan
dan kunci di tempat kotak peralatan, menaruh keyboard di depan monitor
komputer, meletakkan selimut di atas kasur, itu merupakan bagian dari ke
serasian, karena menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Lain
halnya jika anda mencoba untuk menaruh palu di depan komputer,
meletakkan vas di atas selimut, dan meletakkan selimut di dalam kotak
peralatan.
Keserasian
Berasal dari kata "serasi" artinya cocok atau sesuai, memilki faktor
perpaduan dan keseimbangan. Dalam hubungannya dengan keindahan,
keserasian memiliki makna perpaduan antara berbagai unsur yang menjadi
satu sehingga menimbulkan satu bentuk keindahan. Sehingga keserasian
memiliki hubungan yang erat kaintannya dengan keindahan, tanpa adanya
keserasian, keindahan tidak akan terwujud dalam sebuah karya atau benda
yang diciptakan manusia dalam tujuan estetika.
Keserasian sangat berhubungan dengan keindahan, sesuatu yang serasi akan tampak indah.
Dalam
keselarasan seseorang memiliki perasaan seimbang, dan mempunyai cita
rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah
kesempurnaan yang menyenangkan hati .
Keserasian adalah kecocokan yang mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan kesimbangan, yang terdiri dari:
Teori Objektif dan Teori Subjekif
Teori
Objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak
nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk
indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung
teori objectif adalah Plato, Hegel
Teori
Subjektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu
benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang
mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof
Shaffesburry
Teori Perimbangan
Dalam
arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan
angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan
berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada
keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, pelimpahan
dan pengungkapan perasaan
Asas Keserasian
Asas Keserasian mengandung pengertian harmoni dalam interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang berwawasan lingkungan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bermanfaat tinggi.
Asas Keserasian mengandung pengertian harmoni dalam interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang berwawasan lingkungan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bermanfaat tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar